
Bagi saya, Politik itu terdiri dari dua kata kunci; Poly yang berarti banyak dan Tik atau Trick yang berarti Cara, maka Politik artinya banyak cara menuju suatu tujuan. Memang ini bukan definisi ilmiah, hanya anekdot saja dalam rangka lucu-lucuan.
Ya, terkadang berpolitik itu tidak harus selalu serius dan menyeramkan, apalagi sampai memaksa seseorang untuk bergabung dalam partai politik tertentu dengan janji-janji fantastis hingga tak masuk diakal. Semisal, berjanji untuk menyembelih kerbau satu ekor per-desa jika terpilih sebagai anggota DPRK, tentu ini tak masuk akal. Adalagi yang berjanji membangun lapangan olahraga, pasca terpilih eh, mereka malah mengelak dengan berkata: “Saya tidak pernah berjanji seperti itu.” Beragam trik (cara) dimainkan sehingga membuat sang pemilih terkesima, tak ayal sampai pada akhirnya terjadi keributan antar saudara, perang keluarga dan sebagainya. Bahkan mungkin ada yang membuat skenario pembunuhan karakter dengan menyebarkan fitnah, isu, tuduhan, dan sebagainya, bermacam-macam cara, ya demikianlah politik! Caranya tergantung antropologi manusia didalam suatu kawasan politik.
Tapi, jika kita mengerti bahwa politik merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Maka, politik tidak akan dipandang jahat, kejam, dan menakutkan. Terutama bagi kaum muda yang senantiasa menganggap politik hanya sebagai alat untuk mengunggulkan suatu kelompok dan mengalahkan kelompok lain. Persoalannya, jika kita membenci politik, maka tak ada cara pula untuk melepaskan masyarakat dari jerat kemiskinan dan kemelaratan selain melalui cara-cara politik. Untuk itu pola metodologi dalam berpolitik mesti diubah agar terkesan lebih ‘friendly’ bagi masyarakat awam, seperti kami pemuda awam ini.
Didalam agama islam kita percaya bahwa takdir itu nyata, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika Ia katakan: “Jadi, maka Jadilah ia.” Ini bagian kutipan ayat yang populer tentang takdir, jika kita memahami dengan baik, maka tak akan ada persepsi bahwa politik itu jahat. Karena segala sesuatu, siapa saja yang berhak duduk di ‘Kursi Panas’ Legislatif (parlemen) maupun eksekutif (Bupati, Gubernur dan Presiden) sudah ditentukan takdirnya oleh Allah Zat Yang Maha Berkuasa. Ia telah menulis dengan ‘pena’-Nya siapa saja yang berhak atau tidak berhak untuk dipilih. Oleh karena takdir itu ditulis dengan ‘Tangan Allah’ maka tak ada seorang-pun yang bisa mengubahnya, bahkan seorang ahli sulap sekalipun. Dengan demikian, untuk apa kita ribut-ribut dan saling sengketa? Maka, prinsipnya kata orang sunda “Kalem Bae (santai saja)” atau kata orang aceh “Beu Tenang Lagee Ie Lam Mon (Harus tenang seperti air didalam sumur.”
Canda tawa, santai saja itulah cara berpolitik sejati. Sementara yang ribut-ribut itu bagian sandiwara saja, ibarat sinetron FS dan PC yang hari ini tak kunjung usai. Pepatah melayu mengatakan: “Tong Kosong Nyaring Bunyinya,” semakin ‘nyaring’ suara seorang politisi itu dianggap oleh sebagian orang semakin kosong isinya. Maka, santai-santai saja, tapi pasti, tepat sasaran. Ibarat menembak pakai sniper, satu peluru dapat membunuh target tepat didahinya, daripada menembak pakai AK47 memang musuh bisa mati tapi memerlukan terlalu banyak peluru. Janganlah membunuh seekor nyamuk dengan senapan, tapi pakailah semprotan nyamuk. Terlalu mubazir rasanya, peluru yang dihamburkan hanya untuk membunuh seekor nyamuk yang kecil dan masih anak-anak.
Plus, carilah lawan politik yang sebanding. Malulah gajah jika ia melawan semut, demikianpula seekor semut tak elok melawan seekor gajah. Bertandinglah dengan orang-orang yang sepadan. Jangan KO dengan musuh yang ukuran dan kadar intelektualnya jauh lebih lemah dari kita yang digdaya dengan sejumlah kekuasaan.
Makanya, berpolitiklah sambil ‘ngopi’, bercanda tapi serius, pelan tapi pasti, diam tapi menghanyutkan. Jadilah air yang tenang karena ia tanda dalam, tapi jangan beriak karena orang pasti akan menjauh.
Ya, sekian dulu ‘ocehan’ dari saya yang sudah lama tidak menulis ini. Sebagai masyarakat awam kami berpesan: “Ciptakan Pola Politik Yang Ramah dan Santun Seperti Yang Diajarkan Oleh Tabi’in Kita.” Terimakasih sudah membaca sejauh ini, jangan lupa jika anda suka, share postingan ini dan berikan komentar dibawah ya!
(Yudya Pratidina, S.Ds)
Good luck for you, Yudya !
I hope this web will be as reference to peoples, especially in Aceh Barat Daya Peoples.
Thanks